Selasa, 07 Juni 2016

Green Carbon

Green Carbon

Hasil gambar untuk green carbon
Permasalahan lingkungan yang terjadi pada saat ini adalah pemanasan global. Terjadi adanya perubahan suhu secara global dari tahun 1850-1899 sampai dengan tahun 2001-2005 dengan kenaikan suhu hingga mencapai 0,76°C dan naiknya permukaan air laut rata-rata global yakni 1,80 mm/tahun dalam kurun waktu pada tahun 1961-2003 (Surmaini et al., 2011). Sedangkan dampak yang terlihat di Indonesia yaitu dengan mencairnya es di puncak Jaya Wijaya yang berada pada ketinggian diatas 4000 m dpl (Chanan, 2011).Pemanasan global disebabkan adanya peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir. Karbondioksida (CO²) merupakan salah satu gas rumah kaca yang paling penting selain belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO²), gas metana dan klorofluorokarbon (Suarsana dan Putu, 2011). Karbondioksida merupakan penyebab yang paling dominan terhadap adanya perubahan iklim dan konsentrasinya di atmosfir naik dari masa pra-industri yakni 278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005 (Jamilatun, 2010).  Terjadinya kenaikan konsentrasi karbondioksisa disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, batubara dan bahan bakar organik.
Permasahan pemanasan global menggerakan dunia internasional dalam membentuk sebuah gerakan sebagai upaya mengurangi konsentrasi gas rumah kaca. Konferensi tersebut dilaksanakan di Rio de Janerio, Brazil pada tahun 1992. Kemudian pertemuan pada Tahun 1997 di Kyoto menghasilkan komitmen dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 5,2%  dari emisi gas rumah kaca tahun 1990 dan hal tersebut dikehendaki untuk dicapai pada periode tahun 2008-2012 (Budiastuti, 2010). Upaya tersebut dikenal dengan sebutan perjanjian protokol Kyoto.
Pengurangan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan bantuan tumbuhan. Melalui proses fotosintesis yakni karbondioksida yang berada di atmosfir diserap oleh tumbuhan menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa (Ulumuddin et al., 2005). Penimbunan tersebut dinamakan sebagai proses sekuestrasi, sehingga dapat mengukur jumlah karbon yang tersimpan dalam biomassa tanaman (Fauzi, 2011). Trembesi merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan menyerap karbondioksida terbesar yakni 28,5 ton/tahun (Sariri, 2011). Sehingga salah satu upaya dalam menurunkan emisi gas rumah kaca yakni diperlukannya banyak tumbuhan. Adanya vegetasi tumbuhan pada ruang terbuka hijau sangat berpotensi dalam mengurangi karbondioksida. Taman kota merupakan salah satu lahan terbuka hijau yang berperan sebagai penyerap karbondioksida. Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki taman kota. Jakarta terbagi menjadi enam wilayah yakni Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Kepulauan Seribu. Menurut data BPS (2013) pada tahun 2010 jumlah  taman kota yang terdapat di seluruh wilayah Jakarta yaitu sebanyak 837 tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar